Marchella FP, Sang Tokoh Industri Kreatif Digital
Akun @Generasi90an yang mulanya dibuat hanya untuk keperluan skripsi, ternyata berlanjut jadi buku dan merchandise yang laris diminati publik. Simak kisah Marchella Febritrisia berikut ini.
Ada kesenangan tersendiri kala bernostalgia mengenang masa-masa muda, tepatnya ketika kita kecil hingga usia remaja yang tumbuh beranjak dewasa. Bagi Marchella Febritrisia, perempuan muda kelahiran 16 Februari 1990, tahun 90an jadi tahun yang paling seru baginya. Itulah sebabnya Chella -panggilan akrabnya, tertarik mengulas segala sesuatu yang terkait tahun 90an, lalu mencetuskan akun Twitter @Generasi90an, tahun 2013 lalu.
Munculnya akun @Generasi90an di jagad Twitter, memang menjadi hiburan tersendiri. Pasalnya, akun tersebut kerap melontarkan kicauan yang membawa nuansa nostalgia bagi mereka yang tumbuh besar di tahun 90an, yaitu mereka yang kini berada pada kisaran usia 20-35 tahun. Bahasan di akun tersebut beragam, mulai dari lagu hits tahun 90an, film favorit, mainan tradisional, console game, makanan, dan masih banyak lagi.
Chella membuat akun @Generasi90an juga dalam rangka riset untuk penuntasan masa kuliahnya di jurusan Desain Komunikasi Visual di Universitas Bina Nusantara. Chella ingin membuat tugas akhir berupa buku, berisi kombinasi gambar berpadu teks, yang mengupas seluk-beluk generasi 90an. Lambat laun akun @Generasi90an yang dibuatnya memang dibuntuti banyak pengikut. “Setelah satu tahun berjalan, baru saya bilang kepada pengikut, bahwa akun ini adalah bagian dari riset tugas akhir saya,” ungkap Chella.
Terbitkan buku sendiri
Tidak terpikir bagi Chella untuk menjadi seorang penulis buku. Namun salah satu pengikut di akun @Generasi90an merasa penasaran dan ingin membeli buku Generasi 90an yang dibuat Chella. “Saya mau dong lihat bukunya. Kamu kan membuat buku itu karena hasil riset terhadap kami,” ungkap salah satu kicauan yang ditujukan kepada Generasi 90an di akun Twitter-nya. Di sisi lain, Chella terinspirasi dengan kutipan salah satu tokoh favoritnya, Buya Hamka, “Manusia ketika pergi meninggalkan dunia, yang dapat dijadikan kenangan adalah buku”. Sebagai desainer grafis, Chella pun ingin membuat sebuah karya yang berguna bagi orang lain. Alhasil Chella pun terdorong mencari penerbit yang mau menerbitkan bukunya tersebut.
Chella menyusun buku Generasi 90an dengan gambar-gambar hasil desainnya sendiri. Kontennya banyak berisi candaan tentang kenangan-kenangan di masa 90an dalam gambar berwarna-warni, dilapisi hard cover pada bagian sampulnya. Namun jalan menemukan penerbit, ternyata tidak mudah. Chella sempat ditolak penerbit, karena kebanyakan penerbit keberatan dengan biaya cetak yang tinggi atas banyaknya halaman dan hard cover. Chella sempat disarankan untuk mengurangi konten buku, kualitas kertas, serta penggunaan hard cover. Namun Chella tidak mundur begitu saja. Ia tidak bersedia mengurangi kualitas buku ciptaannya, karena itulah nilai lebih yang ia peroleh dari hasil risetnya selama setahun.
Chella pun mulai berpikir untuk menerbitkan buku dengan koceknya sendiri. Sebagai permulaan, Chella menerbitkan 100 buku Generasi 90an yang ia jual kepada pengikut setia akunnya, yang kala itu berjumlah sekitar 1000 pengikut. Chella terkejut karena dalam waktu sekejap, buku tersebut terjual habis, bahkan menyisakan banyak permintaan pembeli. Tanpa ia duga, Chella menerima sebuah telepon dari Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), yang menawarkan Chella untuk menerbitkan kembali buku Generasi 90an. KPG menerima bukuGenerasi 90an dengan apa adanya, tanpa perlu ‘memotong’ isi buku dan mengurangi kualitasnya. Terbitan kedua pun muncul sejumlah 500 buku, dan langsung habis terjual.
Bangun Generasi 90an Playground
Bersamaan dengan terangkatnya pamor Chella sebagai penulis, pengikut akun Twitter @Generasi90an pun meningkat drastis. Dua tahun dihabiskan Chella untuk menjalankaan akun itu sendiri, padahal ia pun banyak mendapatkan pekerjaan sebagai desainer grafis, pembicara, dan undangan lainnya perihal buku Generasi 90an. Hingga kini akun Twitter @Generasi90an telah memiliki lebih dari 120 ribu pengikut. Akun @Generasi90an juga dapat ditemui di Instagram, dengan lebih dari 450 ribu pengikut.
“Saya tidak tahu harus dibawa ke mana akun Generasi 90an itu, karena kesibukan saya semakin meningkat dan sulit untuk bisa fokus terhadap satu pekerjaan saja. Belum lagi timbul masalah lain karena banyak orang yang memandang sebelah mata akun Generasi 90an yang diciptakan oleh perempuan berusia 25 tahun, saya banyak dianggap sebagai ‘anak bawang’ saja,” ungkap Chella.
Kala ditemui Hitsss di kantor Generasi 90an, namun Chella tidak menyebutnya sebagai kantor melainkan ‘playground’, Chella menyebutkan, ia tak patah arang dengan segala cibiran. Dari lubuk hatinya, ia hanya ingin berbagi kebahagiaan dengan banyak orang melalui Generasi 90an. “Generasi 90an itu bukan objek, melainkan kita semua yang berada pada kisaran 20-35 tahun, sebagai generasi 90an itu sendiri. Jadi kamu adalah kita juga,” jelas Chella.
Melewati tahun kedua, Generasi 90an mendapatkan banyak sekali tawaran kerjasama dari berbagai produk. Sempat Chella menolak, karena ia ingin Generasi 90an menjadi taman bermain dan bernostalgia bagi siapapun. Namun Chella juga ingin Generasi 90an bisa berkembang, sehingga ia pun mencoba menerima tawaran sebagai buzzer produk, namun dengan cara yang tidak ‘menyinggung’ para pengikut. “Di sinilah kreativitas saya dituntut untuk lebih dalam lagi. Dengan begitu, saya pun dapat merekrut beberapa pegawai untuk meringankan pekerjaan yang sebelumnya saya emban sendiri. Tidak jauh-jauh, saya membawa beberapa teman saya yang memang ahli sebagai desainer grafis juga,” lanjut Chella.
Saat ini, Chella telah memiliki lima orang pegawai. Chella pun kemudian menelurkan clothing line yang turut menopang keuangan Generasi 90an, bernama Proud to Post it. “Saya melihat Generasi 90an ini semakin lama semakin membentuk sebuah komunitas, karena ada massa yang setia di dalamnya. Ini peluang bagi kami untuk meluncurkan official merchandiseGenerasi 90an,” jelas Chella mengenai sumber dana operasional Generasi 90an. “Per bulan diperkirakan kami mendapatkan Rp 60-70 juta dari berbagai sumber, namun yang paling besar asalnya dari penjualan official merchandise Generasi 90an lewat Proud to Post It,” ungkap Chella.
Siapa sangka produk-produk Proud to Post banyak ditiru. Bukan cuma itu, Chella menambahkan bahwa buku Generasi 90an pun sempat ditiru penulis lain. Namun ia menganggap hal tersebut bukan sebagai kendala, melainkan tantangan untuk terus berkreativitas. Meneruskan suksesnya buku Generasi 90an, kini Chella bersama tiga orang kawannya bersiap untuk meluncurkan buku Generasi 90an yang kedua. “Buku kedua akan lebih Indonesia banget. Karena di buku pertama, kontennya hanya akrab dengan orang-orang Jakarta. Sedangkan mereka yang berada di luar Jakarta juga ingin menikmati buku ini, maka saya perluas konten buku ini,” jelas Chella.
Chella juga tengah sibuk menyiapkan acara Mesin Waktu Generasi 90an. Acara ini memberikan sajian nostalgia seru generasi 90an. Pada tahun 2013, acara Mesin Waktu Generasi 90ansukses menghadirkan P-Project dan Pure Saturday sebagai suguhan musiknya. Pada acara itu, pengunjung juga dapat menikmati jajanan ala 90an, seperti lidi, permen karet Yosan, hingga Cis Cis, serta permainan yang akrab di Generasi 90an, seperti Bishi Bashi, Nintendo, dan SEGA.
Bulan Oktober 2015 mendatang, Mesin Waktu Generasi 90an akan hadir lagi bersamaan dengan rilisnya buku Generasi 90an kedua. Pada akhirnya Generasi 90an memang menjadi kesenangan dan berkah tersendiri bagi Chella dan juga penikmatnya. “Bahasan Generasi 90an saat ini hanya menjadi media untuk bernostalgia, tapi 50 tahun mendatang ini adalah sejarah kami generasi 90an. Ini adalah sebuah kisah tersendiri bagi saya untuk anak-anak saya nanti,” tutup Chella. Sukses terus, Chella! (KA)
Sumber: http://hitsss.com/marchella-febritrisia-cetuskan-generasi90an-dari-nostalgia-membawa-berkah/
Komentar
Posting Komentar