Warisan Kebudayaan seantero Tatar Sunda

            Istilah Sunda kemungkinan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu sund atau suddha yang artinya adalah bersinar, terang, atau putih. Dalam bahasa Jawa kuno (Kawi) dan bahasa Bali dikenal juga istilah Sunda dalam pengertian yang sama yaitu bersih, suci, murni, tak bercela/bernoda, air, tumpukan, pangkat, dan waspada. Dalam perkembangannya, istilah Sunda digunakan juga dalam konotasi manusia atau sekelompok manusia, yaitu dengan sebutan urang Sunda (orang Sunda).
Dalam konteks ini, istilah Sunda, juga dikaitkan secara erat dengan pengertian kebudayaan. Bahwa ada yang dinamakan Kebudayaan Sunda, yaitu kebudayaan yang hidup, tumbuh, dan berkembang di kalangan orang Sunda yang pada umumnya berdomisili di Tanah Sunda. Dalam tata kehidupan sosial budaya Indonesia digolongkan ke dalam kebudayaan daerah. Di samping memiliki persamaan-persamaan dengan kebudayaan daerah lain di Indonesia, kebudayaan Sunda memiliki ciri-ciri khas tersendiri yang membedakannya terhadap kebudayaan-kebudayaan lainnya.

            Secara umum, masyarakat Jawa Barat atau Tatar Sunda, sering dikenal dengan masyarakat yang memiliki budaya religius. Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam pameo “silih asih, silih asah, dan silih asuh” (saling mengasihi, saling mempertajam diri, dan saling memelihara dan melindungi). Di samping itu juga, Sunda memiliki banyak budaya lain yang khas contohnya : kesopanan (handap asor), rendah hati terhadap sesama, penghormatan kepada orang tua atau kepada orang yang lebih tua, serta menyayangi orang yang lebih kecil (hormat ka nu luhur, nyaah ka nu leutik), membantu orang lain yang membutuhkan dan yang sedang dalam kesusahan (nulung ka nu butuh nalang ka nu susah), dsb.

Daya hidup

Kebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan suku bangsa di Indonesia yang berusia tua dibandingkan dengan kebudayaan Jawa sekalipun. Kebudayaan Sunda sebenarnya termasuk kebudayaan yang berusia relatif lebih tua, setidaknya dalam hal pengenalan terhadap budaya tulis. “Kegemilangan” kebudayaan Sunda di masa lalu, khususnya semasa Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Sunda, dalam perkembangannya kemudian seringkali dijadikan acuan dalam memetakan apa yang dinamakan kebudayaan Sunda.

Daya mati

Namun karena lemahnya budaya baca, tulis, dan lisan juga menjadi penyebab lemahnya daya dan mutu hidup kebudayaan Sunda. Lemahnya budaya baca telah menyebabkan lemahnya budaya tulis. Lemahnya budaya tulis pada komunitas Sunda secara tidak langsung merupakan representasi pula dari lemahnya budaya tulis dari bangsa Indonesia. Fakta paling menonjol dari semua ini adalah minimnya karya-karya tulis tentang kebudayaan Sunda ataupun karya tulis yang ditulis oleh orang Sunda.




Jenis Kesenian, Kebudayaan, dan Makanan Tradisional

            Kebudayaan sunda juga memiliki berbagai jenis kesenian tradisional asli sunda khususnya seni Sunda buhun yang hampir punah akibat banyak ditinggalkan masyarakatnya sendiri. Sebagai seni yang menjadi kekayaan budaya lokal, seni Sunda buhun terus kehilangan penerusnya akibat para pelaku seninya kurang mendapat tempat dan dihargai publik, serta terdesak seni pop modern yang dianggap lebih menarik.
Namun dewasa ini kesenian-kesenian khas Sunda mulai digalakkan kembali, tidak hanya pada skala nasional namun sudah merambah ke dunia internasional sehingga semakin mengukuhkan jati dirinya sebagai identitas asli Tanah Sunda.

1. Pakaian Adat

Pakaian Adat Pria Jawa Barat :
Terdiri dari baju jas dengan kerah menutup leher yang biasa disebut dengan JAS TAKWA.
Kain batik atau lebih dikenal dengan nama KAIN DODOT dengan motif bebas.
Celana panjang yang sewarna dengan JAS TAKWA
Penutup kepala / BENDO
Kalung
Sebilah keris yang terselip di belakang pinggang
Alas kaki atau selop
Rantai kuku macan atau jam rantai sebagai hiasan JAS TAKWA

Pakaian Adat Wanita Jawa Barat :
Baju kebaya motif polos dengan hiasan sulam atau manik-manik
Kain batik atau disebut juga KAIN KEBAT DILEPE.
Ikat pinggang, biasa disebut BEUBEUR yang fungsinya untuk mengancangkan kain KEBAT DILEPE
Selendang, biasa disebut KAREMBONG yang berfungsi sebagai pemanis.
Beberapa hiasan kembang goyang yang menghiasi bagian atas kepala serta rangkaian bunga melati yang menghiasi sanggul rambut
kalung
Alas kaki / selop yang warnanya sama dengan warna kebaya

2. Senjata

       Salah satu senjata kebanggan masyarakat Sunda adalah kujang. Kujang adalah senjata tradisional berupa senjata tajam yang bentuknya menyerupai keris, parang, dengan bentuk unik berupa tonjolan pada bagian pangkalnya, bergerigi pada salah satu sisi di bagian tengahnya dan bentuk lengkungan pada bagian ujungnya. Bagi masyarakat Sunda, kujang lebih umum dibandingkan dengan keris.

3. Rumah Adat


       Secara tradisional rumah orang Sunda berbentuk panggung dengan ketinggian 0,5 m - 0,8 m atau 1 meter di atas permukaan tanah. Pada rumah-rumah yang sudah tua usianya, tinggi kolong ada yang mencapai 1,8 meter. Kolong ini sendiri umumnya digunakan untuk tempat mengikat binatang-binatang peliharaan seperti sapi, kuda, atau untuk menyimpan alat-alat pertanian seperti cangkul, bajak, garu dan sebagainya. Untuk menaiki rumah disediakan tangga yang disebut Golodog terbuat dari kayu atau bambu, biasanya tidak lebih dari tiga anak tangga. Golodog berfungsi pula untuk membersihkan kaki sebelum naik ke dalam rumah.

4. Alat Musik

1. Angklung
Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang berasal dari Tanah Sunda, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil.


 2. Gendang
Gendang adalah alat bunyi yang dibuat dari kulit binatang seperti kerbau, kambing atau lembu. Ia merupakan salah satu dari keluarga genderang.


5. Tarian
Salah satu tarian asli Jawa Barat adalah tari jaipongan. Jaipongan adalah sebuah jenis tari pergaulan tradisional masyarakat Sunda, Jawa Barat, yang cukup populer di Indonesia. Tari ini diciptakan oleh seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira, sekitar tahun 1960-an, dengan tujuan untuk menciptakan suatu jenis musik dan tarian pergaulan yang digali dari kekayaan seni tradisi rakyat Nusantara, khususnya Jawa Barat. Meskipun termasuk seni tari kreasi yang relatif baru, jaipongan dikembangkan berdasarkan kesenian rakyat yang sudah berkembang sebelumnya, seperti Ketuk Tilu, Kliningan, serta Ronggeng.

6. Bahasa dan Aksara Sunda
Bahasa Sunda adalah sebuah bahasa dari cabang Melayu-Polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa ini dituturkan oleh setidaknya 38 juta orang dan merupakan bahasa Ibu dengan penutur terbanyak kedua di Indonesia setelah Bahasa Jawa.

Macam-macam aksara Sunda :


7. Permainan
1.  Congklak atau Dakon
Congklak atau Dakon adalah permainan yang biasanya dimainkan anak perempuan, kadang anak laki-laki juga ikut bermain. Dakon dimainkan oleh 2 orang, dan bisa dimainkan di mana saja misalnya di teras rumah.


2.  Sondah atau sundah mandah atau dengklek
Sondah atau sundah mandah atau dengklek adalah permainan yang dapat dimainkan oleh anak laki-laki maupun perempuan. Permainan ini perlu kelincahan karena anak harus menjaga keseimbangan dengan bertumpu pada satu kaki. Permainan ini dapat dilakukan di mana saja, di area yang agak luas. Arenanya dibuat petak-petak dengan digaris misal dengan kapur, tiap petaknya memiliki ukuran yang sama.



3. Egrang atau jajangkungan
Egrang atau jajangkungan adalah permainan yang memerlukan keahlian khusus. Pemainnya harus berdiri pada injakan bambu sepanjang 30cm pada bambu berukuran kurang lebih 210cm dan kedua tangan harus memegang tongkat bambu bagian atas, sehingga untuk bermain egrang ini membutuhkan latihan keseimbangan tubuh. Biasanya egrang dijadikan untuk lomba, seperti lomba lari, pemenangnya adalah yang mencapai garis finis terlebih dahulu tanpa jatuh/menginjakkan kaki ke tanah.


4. Bebentengan
Bebentengan adalah permainan yang dapat dilakukan anak laki-laki maupun perempuan, permainan ini membutuhkan area yang cukup luas dan membutuhkan dua pohon(dijadikan benteng) yang berjarak sekitar 2-4meter.


5. Oray-orayan
Oray-orayan, biasanya dimainkan oleh anak laki-laki tapi sering pula anak perempuan ikut bermain. Permainan Oray-orayan tidak ada unsur perlombaan, tapi untuk sebagai hiburan saja. Oray-orayan biasanya dimainkan oleh banyak anak sekaligus misalnya lebih dari 15 orang, mereka berderet berbaris memegang pundak temannya sehingga membentuk barisan yang panjang dan mereka berjalan melingkar seperti oray (ular), sambil bernyanyi.


8. Makanan
Jenis – jenis makanan asli sunda antara lain :
1. Makanan
- gurame sambal cobek


- nasi tutug oncom, nasi yang dinanak dengan campuran oncom, bawang merah, dan
kencur, biasanya disajikan dengan krupuk, sambal terasi, dan teri asin.


- nasi timbel, sayur asem, lalab, ikan asin, dan sambal. Nasi timbel merujuk kepada cara memasak dengan membungkus nasi panas di dalam daun pisang. Panas nasi menjadikan aroma daun pisang luruh dan menambah aroma nasi.


- lalab, sayuran mentah dengan sambal

- nasi liwet sunda, cara masak nasi dalam tungku dengan nasi dibumbui sereh dan laos
serta daun salam. Untuk menambah rasa ada yang menambahkan ikan asin.
- karedok, sayuran mentah dengan bumbu kacang
- lotek, sayuran rebus dengan bumbu kacang
- aneka ikan asin, ikan asin seperti peda, jambal, pari, ikan asin bulu ayam, teri, dan
cumi asin; juga ikan gabus.
- bakakak hayam, ayam panggang ala sunda
- empal gepuk, daging sapi goreng bercitarasa manis
- soto bandung, soto daging sapi dan lobak
- soto mie, soto dengan mi, bihun, lumpia, kikil atau urat sapi
- mie kocok, mi dengan kikil dan urat sapi
- sate maranggi, sate kambing atau domba khas sunda dengan bumbu kecombrang
- empal gentong, daging dan jeroan kambing dari cirebon
- laksa bogor, sejenis variasi laksa dari bogor
- asinan, sayuran atau uah-buahan yang diawetkan dengan cara diasinkan atau diacar
- baso tahu, mirip dimsum, tahu dan daging ikan kukus, sama dengan siomay bandung.
- batagor, baso tahu goreng

2. Kudapan
- mochi sukabumi


- tahu sumedang

- surabi
- tahu gejrot
- bala-bala
- cireng, aci goreng (bahasa sunda: "gorengan tepung sagu")
- cilok, aci dicolok (bahasa sunda: "tepung sagu dicolok")
- cimol, bola sagu
- colenak, dicocol enak (bahasa sunda: "dicelup enak")
- leupeut
- peuyeum sampeu
- peuyeum ketan
- comro, oncom dijero (bahasa sunda: "oncom di dalam")
- misro, amis dijero (bahasa sunda: "manis di dalam")
- odading
- dodol garut, dodol dari garut.
- opak


- ranginang

3. Minuman

- es goyobod

- bajigur
- bandrek
- cendol
- es doger
- es duren


Referensi :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

14 Asas Ilmu Lingkungan

Pengolahan Limbah pada PT Sinar Sosro

Upaya Preventif Pencemaran Limbah Industri: Teknologi Pengolahan Limbah Tekstil PT Unitex Bogor dengan Sistem Lumpur Aktif